Senin, 01 Februari 2016

SEWA Tari Gending Sriwijaya, Tari Pagar Pengantin, Tari Tanggai, Tari Mejeng Besuko, Tari Rodat Cempako, Tari Madik / Nindai, Tari Tenun / Tari Rampak Kipas Songket Brada, BAJU TARI TENUN PALEMBANG di Jakarta, HUB. 085211711318 ATAU 021 93786634, SEWA BAJU ADAT BUGIS / MAKASSAR , sewa Jas Tutup ( Jas Tutu ), Songkok Tobone ( Topi Recca ), Kain Sarung sutra Khas Bugis /Makassar, Baju Bodo ( Baju Tokko ), Selop, Perhiasan wanita Bugis-Makassar, Baju Belah dada, Ikat Kepala Bugis, topi sigarak, lippa Sa'be, SEWA BAJU BODO HUB. 085211711318 atau 021-93786634, ADAT SULAWESI, SEWA BAJU BODO ( anak, dewasa s/d Jumbo size), BUGIS, MAKASSAR, HUB. 085211711318 atau 021-93786634, Sewa tari adat Budaya Bugis & Makassar di Jakarta, sewa baju kartinian, SULAWESI, sewa baju bodo anak dan dewasa,Sewa Kostum Daerah, Sewa & Jual Aksesoris Baju Daerah, Sanggar Seni Tradisional, sewa busana daerah, baju adat nusantara 33 propinsi, budaya Daerah, rias pengantin bugis makassar, rias pengantin bugis di jakarta, desain pengantin bugis, nikahan bugis, pernikahan bugis di jakarta, Jual Kipas Tari, aksesoris dan perhiasan, bando makassar, peci tradisionil khas Bugis di Jakarta, sanggar baju adat bugis, makassar, sewa tari pakarena, sewa tari paduppa, sewa tarian khas sulawesi, sewa tari daerah, Recca, songkok to bone, luwu, soppeng, gelang Lola, bossa, gelang naga, kalung garuda, paket rias Pengantin adat Bugis, makassar, mandar di Jakarta, anting bugis, sarung bugis, dll

 Tari Gending Sriwijaya 


               Gending Sriwijaya merupakan lagu daerah dan juga tarian yang cukup populer dari kota Palembang Sumatera Selatan. Lagu Gending Sriwijaya ini dibawakan untuk mengiringi tari Gending Sriwijaya. Baik lagu maupun tarian ini menggambarkan keluhuran budaya, kejayaan, dan keagungan kemaharajaan Sriwijaya yang pernah berjaya mempersatukan wilayah Barat Nusantara Lirik lagu ini juga menggambarkan kerinduan seseorang akan zaman di mana pada saat itu Sriwijaya pernah menjadi pusat studi agama Buddha di dunia.

Tari Gending Sriwijaya dari Sumatera Selatan ini dibawakan untuk menyambut tamu-tamu agung. Konon, biasanya tarian ini dibawakan oleh sebanyak 13 orang penari, yang terdiri dari 9 orang penari inti dan 4 orang pendamping dan penyanyi :

-       Satu orang penari utama pembawa tepak (tepak, kapur, sirih),

-       Dua orang penari pembawa peridon (perlengkapan tepak),

-       Enam orang penari pendamping (tiga dikanan dan tiga kiri),

-       Satu orang pembawa payung kebesaran (dibawa oleh pria),

-       Satu orang penyanyi Gending Sriwijaya,

-       Dua orang pembawa tombak (pria). 



                                                      Tari Pagar Pengantin

            Tarian ini berasal dari Palembang provinsi Sumatera Selatan Indonesia. 

Tarian Pagar Pengantin Resepsi Pernikahan Lola & Rio, Gd. Manggala Wanabakti, 14 Februari 2013
 
Pernikahan Abdi & Ria, Gd. Balai Sudirman, Jakarta 31 Januari 2016


Team Penari Saat berfoto bersama sesaat menjelang tampil.

 Tarian yang dilakukan oleh pengantin wanita ini dan di iringi oleh penari pengantin lainnya menggambarkan tarian terakhir dari pengantin wanita untuk melepaskan masa lajang, tarian ini dilakukan didepan mempelai pria dan menggambarkan bahwa pengantin wanita tersebut hanya akan bertindak didalam lingkaran / tampah menunjukkan bahwa wanita pengantin tersebut sekarang ruang geraknya terbatas karena sudah menikah.

Tari Tanggai


            Tari Tanggai merupakan tarian tradisional dari Sumatera Selatan yang juga dipersembahkan untuk menyambut tamu kehormatan. Berbeda dengan tari Gending Sriwijaya, Tari Tanggai dibawakan oleh lima orang dengan memakai pakaian khas daerah seperti kain songket, dodot, pending, kalung, sanggul malang, kembang urat atau rampai, tajuk cempako, kembang goyang, dan tanggai yang berbentuk kuku terbuat dari lempengan tembaga.Tari ini merupakan perpaduan antara gerak yang gemulai dengan busana khas daerah. Tarian ini menggambarkan masyarakat Palembang yang ramah dan menghormati, menghargai serta menyayangi tamu yang berkunjung ke daerahnya.









Tari Mejeng Besuko 


Tarian mejeng basuko adalah tarian khas muda mudi Sumatera Selatan (Sumsel). Tarian ini menggambarkan muda mudi yang berkumpul dan bersenda gurau untuk menarik hati lawan jenisnya. Tak jarang ada yang sampai jatuh hati dan mendapatkan jodoh dari pertemuan tersebut. 





Tari Rodat Cempako 

Tarian Rodat Cempako adalah tarian khas masyarakat Sumsel yang dipengaruhi oleh gerakan dari Timur Tengah. Tarian Rodat Cempako ini merupakan tarian masyarakat Sumsel yang bernafaskan Islam.

Kesenian ini berkembang seiring dengan tradisi memperingati Maulid Nabi di kalangan ummat Islam di Palembang. Kesenian ini menggunakan syair atau syiiran berbahasa arab yang bersumber dari Kitab Al-Berzanji, sebuah kitab sastra yang masykur di kalangan ummat Islam. Isi dari sholawat rodat adalah bacaan sholawat yang merupakan puji-pujian terhadap Nabi Muhammad SAW.

Sesuatu yang khas dari kesenian ini ialah tarian yang mengiringi syair yang dilagukan dan musik rebana yang dinyanyikan secara bersama-sama (berjamaah). Tarian inilah yang disebut dengan “Rodat”. Tarian ini ditarikan dengan “Leyek” (menari sambil duduk). Di Palembang sendiri Rodat ini biasanya tergabung dalam PSA (Persatuan Syaropal Anam), di mana selain Rodat juga melakukan arakan pengantin ataupun kegiatan kesenian islam lainnya.

Tari Rodat cempako merupakan tari rakyat bernafaskan islam. Gerak dasar tari ini diambil dari Negara asalnya Timur Tengah, seperti halnya dengan tari Dana Japin dan Tari Rodat Cempako sangat dinamis dan lincah Sekarang ini bukan hanya lelaki yang melakukan rodat ini tetapi wanita pun ikut melakukan rodat.



Tari Madik / Nindai

           Tari Madik / Nindai adalah tarian khas Sumatera Selatan yang menggambarkan proses pemilihan calon menantu. Di Sumatera Selatan terdapat kebiasaan dimana orang tua pria akan berkunjung ke rumah calon menantunya untuk melihat dan menilai (Madik dan Nindai) sendiri artinya memperhatikan, mengamati, kepribadian dan kebiasaan sehari-hari calon menantu tersebut.


Tari Tenun / Tari Rampak Kipas Songket Brada

Menenun merupakan bagian dari kegiatan sehari hari Gadis Palembang zaman dahulu sejak zaman kerajaan Sriwijaya. Hasil tenun songket Palembang terkenal memiliki corak yang indah dengan menggunakan benang yang dilapisi emas. Tradisi menenun dahulu kerap dilakukan oleh perempuan Palembang.  Sementara, hasil kain tenun menjadi bahan baku utama dalam pembuatan pakaian adat perkawinan yang dikenakan oleh mempelai perempuan.
Terinspirasi dari tradisi menenun itulah kemudian lahir sebuah garapan tari kreasi yang berjudul tari rampak kipas songket brada. Tarian ini menceritakan tentang ketekunan dan kegembiraan para gadis Palembang dalam kegiatan menenun songket.
Secara umum, tari rampak kipas songket brada merupakan tari kreasi yang ditarikan oleh lima orang penari. Jumlah tersebut bukanlah aturan baku dalam tarian, sehingga jumlah penari bisa ditambah dan dikurangi sesuai dengan besar kecilnya panggung yang digunakan.
Tradisi menenun di masyarakat Palembang, Sumatera Selatan, sudah ada sejak zaman kerajaan Sriwijaya. Hasil tenun songket Palembang terkenal memiliki corak yang indah dengan menggunakan benang yang dilapisi emas. Tradisi menenun dahulu kerap dilakukan oleh perempuan Palembang.  Sementara, hasil kain tenun menjadi bahan baku utama dalam pembuatan pakaian adat perkawinan yang dikenakan oleh mempelai perempuan.
Terinspirasi dari tradisi menenun itulah kemudian lahir sebuah garapan tari kreasi yang berjudul tari rampak kipas songket brada. Tarian ini menceritakan tentang ketekunan dan kegembiraan para gadis Palembang dalam kegiatan menenun songket.
Secara umum, tari rampak kipas songket brada merupakan tari kreasi yang ditarikan oleh lima orang penari. Jumlah tersebut bukanlah aturan baku dalam tarian, sehingga jumlah penari bisa ditambah dan dikurangi sesuai dengan besar kecilnya panggung yang digunakan.
Dari garapan kostum, tari rampak kipas songket brada menggunakan baju kurung khas Palembang yang telah dimodifikasi. Meski telah dimodifikasi, ciri khas sebagai baju adat khas Palembang tidak hilang. Hal tersebut terlihat dari warna emas yang mendominasi warna pakaian, selain juga penggunaan kain songket di bagian bawahnya. Sementara bagian kepala penari dihias dengan mahkota bunga serupa kembang goyang. Tidak lupa kipas yang digunakan sebagai properti terpenting dalam pementasan tarian ini.
Gerakan tari rampak kipas songket brada didominasi oleh gerakan tangan. Gerakan tangan tersebut menggambarkan para gadis Palembang yang bergembira dalam tradisi menenun membuat kain songket. Di bagian akhir pementasan, para penari akan mengeluarkan kipas sebagai ciri utama dalam pementasan tarian ini.



Sementara dari garapan musiknya, tari kreasi rampak kipas songket brada diiringi oleh alunan musik dari perpaduan alat musik pukul seperti kendang dan perkusi yang diperdengarkan secara rampak. Tidak lupa dengan tambahan alunan akordian sebagai ciri khas dari musik Melayu Sumatera. Tempo musik dibuat berubah-ubah disesuaikan dengan gerak tarian.
Meski sebagai tari kreasi, tarian asal Palembang ini juga kaya akan makna di dalamnya. Makna tarian ini mengangkat arti penting mempertahankan tradisi songket di masyarakat Palembang. Apalagi tradisi tersebut telah lama ada dalam kebudayaan masyarakat Palembang. Songket juga menjadi simbol yang mengikat persaudaran sesama masyarakat Palembang dengan masyarakat nusantara dan dunia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar